First.. ini mungkin akan berat tapi aku tetap memberanikan diri untuk memulai segalanya meskipun sebenarnya akan tidak sempurna. Aku menganggap tulisan ini menjadi tulisan pertamaku di blog, keinginanku untuk jadi penulis memang sudah ada sejak dulu tapi ntah kenapa jika tulisan yang harus kutuliskan itu panjang, seketika insecure ku kambuh “sok banget mi’ nulis-nulis, siapa juga yang mau baca tulisan kamu yang nggak berarti ini, nggak penting juga, apaan, paling isinya cuman sampah”. Dan masih banyak kalimat-kalimat pesimis lainnya. Mungkin untuk yang kenal aku atau sering melihatku di instagram penuh dengan semangat menyebarkan konten, aslinya aku orang yang penuh dengan rasa insecure. Apa yang aku nampakkan di media itu hanya sedikit dari rasa berani yang kuupayakan.
Aku yang sudah sering buat konten di media sosial ternyata menyimpan banyak rahasia yang tidak semua orang tau. Dan lewat tulisan ini kukeluarkan semuanya. Ini bukan aib yang sebenarnya harus kusembunyikan tapi ini adalah pembelajaran yang aku berharap bisa di petik hikmahnya. Oiyaa… kalau ada yang membaca dan melihat masih banyak banget yang harus dibenahi dalam tulisanku that’s right karena dari penempatan himbuhan dan lain-lain masih kurang banget. Bahkan bisa dibilang jauh banget dari kata sempurna, belum lagi kata yang kugunakan masih belum baku.
Intinya mulai aja dulu, ini yang selalu kukatakan ke orang-orang yang kehilangan semangat untuk bertumbuh. Kenapa kita mesti mulai? Karena kita nggak akan tau kita bisa atau tidak kalau kita nggak mulai. Saat mulai kita pasti bisa lebih memahami langkah apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Yang buat aku semakin yakin untuk memulai blog ini adalah seorang temanku yang jauh di Lampung, dia seorang penulis blog yang menurutku handal. Dari tulisannya aku aku terketuk bahwa nggak apa kalau kita mau menuangkan isi hati atau kepala kita didalam sebuah tulisan, karena kita memang butuh itu. Butuh untuk sekedar bercerita, kalau ada yang sulit bercerita bisa di ganti dengan menulis diary, tapi kalau diary yang akan menikmati hanya kita sendiri. Dulu aku juga pernah mencoba menulis diary tapi nggak bisa konsisten, mungkin aku belum punya strong why untuk nulis diary. Sekarang Alhamdulillah aku akhirnya bisa ke trigger dari temanku yang juga seorang penulis blog.
Aku sadar, ternyata punya banyak teman itu sangat menyenangkan. Kenapa? Karena dengan berteman energi positif teman kita bisa menularkan kekita, itulah juga yang harusnya menjadi dasar saat kita memilih teman. Dalam sebuah hadist menjelaskan bahwa berteman itu seperti seorang penjual minyak wangi yang saat kita ada didekatnya maka kita akan terciprat bau wanginya. Sebaliknya saat kita berteman dengan seoang pandai besi kita mungkin akan terciprat bau asapnya yang tidak enak. Masya Allah..
Singkat cerita, aku memulai tulisan random ini di blogku dan besar harapanku bisa konsisten seterusnya. Aku juga sedang memulai latihan publik speaking tanpa script di akun instagramku. Banyak banget mulainya !! Karena buatku kita sebagai manusia harus menggali setiap potensi yang sudah Allah beri. Bagiku, tidak ada manusia yang nggak bisa, yang ada itu hanya manusia yang tidak mau. Tidak mau mencoba, tidak mau memulai, tidak mau keluar dari zona nyaman dan lain-lain. Aku si orang yang senang dengan zona nyaman itu akhirnya memutuskan untuk keluar meskipun aku tau bahwa akan banyak konsekuensi yang akan kuterima, ntah akan dinilai alay, lebay, oversharing. Aku pengen fokus dengan segala yang sedang kumulai tanpa memikirkan perkataan orang. Meskipun sebenarnya masukan itu perlu. Tapi yahh jujurly kadang kritikan-kritikan orang itu bikin aku jadi down karena ngerasa “wahh karyaku ini jelek kayaknya, besok nggak usah lanjut ahh” jelek banget huhu. Tapi Bismillah, aku belajar untuk berdamai dengan isi kepala yang buruk ini.

DON’T JUDGE PEOPLE
Ada sedikit pengalaman yang aku lalui, aku juga banyak belajar untuk tidak menghakimi keputusan yang seseorang ambil. Aku nggak mau menjadi orang yang memaksakan sesuatu pada orang yang mungkin backgroudnya beda denganku. Salah satu contohnya itu saat aku ngisi kajian teman-temanku, kadang saat mereka menghadapi struggle yang menurutku waktu itu aku melewatinya dengan cara ini ini itu, tapi buat temanku menghindar dari masalah itu cukup dengan diam bersembunyi. Kalau dengan kalimat ini rasanya agak gemes, kadang dalam hati aku berusaha untuk menurunkan egoku, bahwa proses orang tidak akan pernah sama. Beban setiap manusia berbeda, tingkat sabar setiap manusia berbeda. And don’t judge people, you just jalan aja. Motivasi mereka yang sedang butuh pecutan dari kamu, penguat bahwa semua akan bisa dilewati.
Nggak cuman itu sih, orang-orang yang sering di judge seringkali menolak untuk maju hanya karena soalan judge orang lain bisa menyakitkan untuk kembali diingat bahkan sulit untuk di hapuskan. Makanya sebisa mungkin aku berusaha untuk tidak memaksa orang lain untuk berproses sama seperti aku karena aku yakin setiap orang punya fasenya masing-masing. Dan aku yakin setiap manusia itu akan belajar dari setiap fase yang dilaluinya.
Segitu aja dulu di episode 1 ini, semoga aku bisa melanjutkan di episode 2 dan seterusnya. Byeee
Syukakk
BalasHapusditunggu eps selanjuttnyaa✨️
Terima kasih kak
HapusSemudah itu menulis. mulai dulu jelek atau tidak urusan belakangan
BalasHapusBetul kak, kadang yang jelek menurut kita tapi keren menurut orang lain
BalasHapus