Isi Kepala Eps. 4: Ngejar Untung Doank, Nggak Mikir Berkahnya..!!

(Tulisan ini mungkin akan banyak salah tik dan belum melalui swasunting) Ada yang tahu Timoty Ronald? Kayaknya nggak ada yang nggak tahu dehh soal dia di jagat media sosial saat ini. Yah, dia terkena…
Isi Kepala Eps. 4: Ngejar Untung Doank, Nggak Mikir Berkahnya..!!

Mulai dengan Membangun Personal Branding

Sebelum memulai untuk nulis kemarin, aku sempat mengalami kebingungan dan dilema saat menentukan nama blog yang sesuai karakterku. Sempat menggunakan nama Aksara, tapi kok kedengarannya kayak kolot banget. Sebagai anak Gen Z yang Perfeksionis aku sampai terbayang-bayang kok namanya bisa aksara sihh. Dalam hati aku nyeletuk (peninggalan purbakala nggak tuh). 

Tapi yah memang kuakui bahwa aku tidak pernah punya planning untuk membuat blog sebelumnya, dan pikirku blog ini hanya akan menjadi wadah aku menuangkan semua cerita serta pengalaman hidup yang sedang kualami. Tidak berniat untuk share ke publik.

Sampai akhirnya aku terinspirasi dari temanku yang sangat luar biasa dalam menulis di blog. Dan kurasa aku juga bisa untuk mulai mengasah skill yang aku miliki lewat akun blog ini. Tidak hanya mengasah skill, tapi juga membuat sebuah karya yang bisa menjadi motivasi orang lain untuk menjadi lebih baik.

Berangkat dari kegelisahan sebuah nama yang cocok untuk blog ini, hingga kemudian aku kepikiran, kenapa aku tidak mencoba membangun sebuah personal branding? Tidak hanya menjadikan blog ini sebagai ajang untuk sekedar curhat meluapkan kekesalan tapi sebagai wadah untuk memberikan manfaat kebanyak orang. Dan keputusan itu kuambil dengan mulai membangun personal branding.



Kenapa Personal Branding Perlu?

Seorang content creator sebelum menentukan ingin menjadi content creator dia harus memilih jenis content seperti apa yang akan dia bangun. Seperti seorang beauty vlogger, saat seseorang memilih menjadi seorang beauty vlogger maka secara sadar branding yang akan terbangun adalah tentang produk-produk kosmetik apa yang cocok untuk kulit berjerawat misalnyaa, atau tips trik yang baik untuk mereka yang sedang mengalami peradangan pada kulit wajah dan lain-lain.

Tidak hanya sekedar orang-orang akan mengenal kita sebagai apa, tapi juga berhubungan dengan algoritma media sosial. Saat kamu menentukan branding yang akan dibangun maka algoritma media sosial akan memahami seperti apa pembahasan yang ada di akun kamu. Secara tidak langsung saat seseorang mencari tips dan trik merawat wajah maka media sosial akan menjadikan akun kamu sebagai rekomendasi. 

Selain itu Personal Branding dapat membantu kamu fokus dalam menyelesaikan rancangan-rancangan yang sedang kamu susun. Seperti kamu sedang mempersiapkan untuk menjadi seorang coach pengembangan diri, kamu akan mudah untuk fokus belajar tentang ilmu pengembangan diri tanpa harus terdistrak dengan niche yang lain.

Belajar dari pengalaman pribadi, aku sebagai content creator cukup sulit untuk menemukan niche ku, mulai dari belajar membuat konten carousel yang berisi tulisan motivasi islam, kemudian mencoba untuk membuat konten video dengan voice over, yang aku bahas selalu tentang self improvement. Tapi benar, algoritma media sosial tidak mampu membaca dengan jelas niche akunku.

Sampai aku memutuskan untuk berpindah ke akun khusus review buku. Dulu aku punya second account yang fungsinya untuk sekedar menampung hasil review bukuku. Karena dari komunitas membaca yang kuikuti, kita diminta untuk menyetorkan hasil review tentang buku yang telah kita baca. Sampai akhirnya account itu menjadi aku permanenku yang kugunakan untuk membuat konten.

Sempat kebingungan mencari niche, kemudian aku memilih untuk membahas lebih banyak buku di kontenku saat ini. Kalau kata orang yah bookstagram. Tidak hanya itu tapi juga membagikan tips agar bisa membantu banyak orang untuk konsisten dalam membaca buku.
Ada banyak hal yang harus kita mulai dengan membangun personal branding, seperti mengenali diri sendiri. Dengan kenal pada diri sendiri kita akan tahu seperti langkah yang cocok untuk kita ambil. Kenali apa yang menjadi kesukaan kita.

Muslimah dengan Personal Brandingnya

Menjadi seorang muslimah juga merupakan personal branding. Why? Karena orang yang melihat pakaian seorang muslimah tidak akan bertanya lagi "kamu agamanya apa?". Busana muslimah, gamis dan kerudung sudah melambangkan personal brandingnya. 

Personal branding sangat penting untuk muslimah karena dunia saat ini butuh lebih banyak representatif muslimah yang positif. Dengan menunjukkan adab, keunggulan sebagai muslimah ini akan menjadi bentuk dakwah yang sebaik-baiknya.

Teringat dengan beberapa teman yang cukup kesulitan menemukan teman dilingkungan kerjanya karena berbeda sendiri. Terkadang akan ada orang-orang yang memutuskan untuk menjauh karena belum menemukan energi positif atas kehadiran kita disisinya. Dengan menunjukkan adab yang baik, lebih ramah kepada muslimah lain, akan menjadi salah satu bentuk personal branding.

Atau seperti nongkrong bersama teman muslimah lainnya di cafe, mungkin akan menjadi pusat perhatian karena pakaian yang condong berbeda dengan orang lain. Tapi itulah esensinya. Memperlihatkan bahwa apa saja bisa kita lakukan meskipun pakaiannya gamis dan kerudung yang lebar.


Pentingnya membangun personal branding di tengah kondisi hari ini. Dan semoga dengan nama baru dan personal branding yang sedang kubangun ini menjadi wasilah kebaikan untuk lebih banyak muslimah lainnya.



Posting Komentar