Isi Kepala Eps. 4: Ngejar Untung Doank, Nggak Mikir Berkahnya..!!

(Tulisan ini mungkin akan banyak salah tik dan belum melalui swasunting) Ada yang tahu Timoty Ronald? Kayaknya nggak ada yang nggak tahu dehh soal dia di jagat media sosial saat ini. Yah, dia terkena…
Isi Kepala Eps. 4: Ngejar Untung Doank, Nggak Mikir Berkahnya..!!

Isi Kepala Eps. 3: Overthinking

 


Perkataan Orang


Sempat tersendak untuk melanjutkan blog ini, seperti biasa ada perasaan tidak pantas, perasaan tidak layak dan lain-lain. Beberapa waktu yang lalu ada seorang teman yang membaca tulisanku dan bertanya "apa tulisanmu ini nggak oversharing?". Agak kaget sih pas ditanya seperti itu, tapi karena aku ngerasa tulisanku itu bukan maksud apa-apa hanya sekedar sharing dan berharap orang yang membacanya itu mendapatkan hikmah didalamnya. 


Aku kemudian mencoba untuk konsultasi ke temanku namanya Yuvina, dia adalah orang yang berhasil mentrigger ku untuk mencoba dunia blog. Ternyata benar tidak ada yang bisa berjalan semulus yang kita bayangkan. Tulisan pertamaku terbit dengan orang-orang disekitarku yang senang menyambutnya. Faktanya tidak semua, masih ada lagi yang tidak begitu senang.


Sebenarnya aku sudah terbiasa dengan penolakan yang seperti itu tapi ntah kenapa rasanya kali ini berbeda. Rasanya aku merasa semakin tidak berarti, apalagi setelah di tegur kalau tulisanku terlalu oversharing. Setiap tulisan akan menemukan pembacanya, ini kalimat yang diucapkan oleh beberapa orang yang kukenal. Saat aku mengungkapkan bahwa aku kurang percaya diri mengajak orang lain untuk membeli buku antologi karyaku. 


Tapi tidak semua orang akan relate dengan apa yang kita tulis bukan. Hingga akhirnya saat aku mendapatkan pandangan seperti itu aku kemudian tersadar, kenapa aku harus menuntut semua orang senang dengan apa yang kubuat. Memaksa orang lain relate dengan tulisanku padahal di dunia nyata semua tulisanku malah berbalik arah dengan sebagian orang.


Aku masih seperti orang-orang pada umumnya, meskipun aku sering mengingatkan orang lain untuk tidak terlalu memperdulikan bagaimana tanggapan orang lain tentang apa yang kita lakukan, nyatanya aku sendiri yang terlalu pusing dengan tanggapan orang lain tentangku. Padahal aku paham benar bahwa ada bagian-bagian dari kehidupan ini yang terjadi diluar kendali kita.


Setelah bergelut panjang dengan diri sendiri akhirnya aku mulai memutuskan untuk kembali menulis kembali di blog ini. Sebenarnya pembahasan isi kepala sudah ingin ku selesaikan beberapa waktu yang lalu, karena aku merasa perlu rilis emosi dengan menulis jadi aku mulai menlanjutkannya lagi. Kalau ditanya apakah akan selesai dalam waktu dekat episode isi kepala ini? Belum sepertinya, karena aku ingin lewat segment ini aku bisa mengeluarkan semua apa yang ada dikepalaku meskipun nanti akan ada orang yang merasa tulisanku ini oversharing.

Setting Bounderies Perlu?

Kalau kata temanku Yuvina, set bounderies itu perlu banget ada dalam diri kita. Apa sih Set bounderies itu? Kalau aku sih mengartikannya sebagai benteng pertahanan. Benteng yang berfungsi untuk melindungi diri kita dari pandangan-pandangan orang lain yang kurang enak didengar. Seperti orang-orang yang di body shaming, mereka akan mudah untuk insecure kalau mereka tidak punya set bounderies itu tadi. Kalau seandainya aku tidak mendapatkan informasi bahwa ada banyak hal didunia ini yang bisa terjadi diluar kendali kita kemudian aku mengalaminya, mungkin aku akan down duluan, insecure dan memilih untuk mundur saja.


Beda cerita saat aku sudah tahu dengan jelas tentang informasi itu, pertahananku akan tetap kokoh dan tidak mudah untuk terdistraksi meski dicibir sebanyak apapun.


Meskipun tidak menutup kemungkinan juga aku akan down, namanya juga manusia yang masih ada rasa didalam dirinya. Rasa lemah terutama bagi wanita yang dominan menggunakan hati dalam melakukan apapun.


Setelah melakukan sebuah pertimbangan panjang akhirnya aku memutuskan untuk kembali merapikan draft untuk melanjutkan perjalanan blog ini.


Bagiku pengalaman hidup itu adalah guru terbaik untuk kita. Why? Kita mungkin mengenal seseorang dengan kemampuannya yang luar biasa, caranya memberikan impact ke banyak orang sangat luar biasa, tapi kita tidak pernah tau kalau ternyata orang itu menyimpan banyak pengalaman dalam hidupnya. Dan semua itu yang akan menjadi benteng pertahanan kita, saat kita paham dengan jelas bahwa kita butuh memberi pengaruh baik kepada lingkungan yang buruk.

...

Dari banyaknya hal yang membuatku overthinking kenapa ini yang menjadi topik blogku kali ini? Karena menurutku ada banyak orang yang mungkin mengalami hal yan sama. Buat karya ntah itu tulisan atau video terus kemudian di ejek oleh orang sekitarnya. Rasanya pasti nggak enak, dan buatku jangan sekali-sekali mengejek orang lain hanya karena dia berkembang dengan kemampuannya. Tapi bukannya orang-orang yang baru diejek kemudian mundur adalah orang-orang yang punya mental blok?

Wait..


Ini mungkin akan panjang kalau pembahasannya masuk ke mental blok. Mungkin ini dulu yang ingin kusampaikan di konten hari ini, semoga ada kebaikan dari tulisan ini yang bisa kalian ambil.



Posting Komentar